BERITA

Detail Berita

Membaca Saja Tidak Cukup, Ayo Rajin Menulis!

Rabu, 28 Oktober 2020 14:48 WIB
342 |   -

BANDUNG, (PR).- Tak cukup hanya membaca, guru dan siswa di Kota Bandung didorong untuk menulis untuk menyampaikan gagasannya. Pemerintah berupaya meningkatkan aktivitas literasi di sekolah agar capaian Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia bisa meningkat.

Nilai PISA Indonesia untuk 2015 (yang diumumkan pada 2016) meningkat enam peringkat dari peringkat 71 pada 2012 menjadi peringkat 64. Namun ko.petensi membaca belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dari 396 di tahun 2012 menjadi 397 poin di tahun 2015. Sementara pada kompetensi sains, dari 382 poin pada tahun 2012 menjadi 403 poin di tahun 2015. Sedangkan kompetensi matematika meningkat dari 375 poin di tahun 2012 menjadi 386 poin di tahun 2015. 

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan, literasi yang digalakkan sudah tak lagi soal kemampuan baca tulis. Mengingat tingkat melek aksara di Kota Bandung sudah hampir 100 persen. "Menurut statistik (tingkat buta aksara) tinggal 0,01. Tapikami sudah menganggap 100 persen. Secara statistik ada, tapi mencarinya juga susah," tuturnya usai pencanangan Gerakan Kota Bandung Membaca di Pendopo Kota Bandung, Selasa 11 Desember 2018.

Ia mengatakan, kini upaya yang dilakukan ialah literasi di sekolah pada konteks yang lebih luas agar nilai PISA bisa meningkat. Salah satunya lewat program Si Geulis, Siswa dan Guru Menulis. Program ini baru akan diresmikan pada 15 Desember mendatang.

"Supaya membaca jadi budaya. Kami tingkatkan dengan menulis supaya membacanya efektif sehingga gagasan bisa keluar," katanya.

Elih menjelaskan, program Si Geulis ini mendorong agar hasil membaca siswa dan guru bisa dituangkan dalam tulisan. Sehingga bisa melahirkan bahan bacaan baru. 

"Kebiasaan umumnya kan ngobrol, belum menulis. Sekarang kita coba dengan menulis," ujarnya.

Bentuk tulisan itu tak hanya artikel, bisa juga berupa esai atau bahkan puisi. Ia berharap sekolah bisa mendukung program ini, salah satunya dengan menambah bacaan yang tidak hanya berupa buku pelajaran. Sebab siswa kerap malas memanfaatkan perpustakaan atau pojok baca jika isinya didominasi oleh buku pelajaran.

Kepala Sub Bidang Program dan Pembinaan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Cecep Suryana mengatakan, Gerakan Kota Bandunh Membaca merupakan bagian dari Gerakan Indonesia Membaca yang diluncurkan Kemendikbud setelah PISA diumumkan pada 2016. Gerakan itu bermula dari kekhawatiran karena nilai PISA yang belum maksimal. "Studi lain menyebutkan kemampuan membaca Indonesia di urutan ke-60," katanya.

Pemerintah berkeyakinan pengembangan budaya baca, kata Cecep, tak biss ber asis program dan anggaran. Harus berupa gerakan yang memerlukan komitmen bangsa untuk mendukung literasi masyarakat. ***


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini