Menurut Nadiem Makarim, ada tiga dosa besar yang membuat sekolah atau pendidikan di Indonesia menguntungkan.  Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menyebut dosa besar yang pertama adalah intoleransi. 

Disadur dari Solopos.com Nadiem menyebut intoleransi sebagai salah satu dari tiga dosa besar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kemudian yang kedua adalah bullying atau pelecehan dan terakhir adalah kekerasan seksual. 

Menurut Nadiem, tiga dosa besar itu tidak kondusif untuk belajar. “Masa depannya [korban] terancam oleh trauma dosa berat ini,” kata Nadiem, seraya menambahkan bahwa hubungan psikologis antara guru, orang tua, dan teman di kampus berperan penting dalam keberlangsungan ekosistem pendidikan. Menurutnya, Penilaian Nasional (AN) merupakan inisiatif Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menciptakan lingkungan belajar yang tidak diskriminatif. 

Mekanisme pengambilan data yang diperlukan menggunakan teknik sampling. Nadiem mengklaim AN menciptakan inkuiri yang objektif karena pertanyaan yang diajukan tidak terbatas pada inkuiri tentang numerasi dan literasi, tetapi juga tentang karakter dan lingkungan belajar. 

Nadiem mengatakan, selama AN, siswa dan guru ditanya tentang nilai-nilai Pancasila dan keselamatannya di lingkungan sekolah. Selain itu, nilai-nilai keberagaman dan toleransi antara lain program Kampus Merdeka dan pertukaran pelajar di dalam dan luar negeri. 

“Mereka [mahasiswa] langsung mempraktikkan toleransi dalam kerukunan antar umat beragama [dari program ini],” ujar pria yang juga berstatus pengusaha ini.

#Nadiem Makarim