Tanamkan Semangat Sumpah Pemuda Sejak Dini
Suasana perjuangan semakin dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dari tingkat pemerintahan hingga rakyat jelata, mereka merupakan gaung dari “sumpah pemuda” untuk mengungkapkan euforia mereka. Hal ini sendiri menjadi inspirasi bagi para pemuda, khususnya para siswa. Mengapa ide yang lahir di tingkat pemuda bertahan dan menjadi sumber referensi gerakan selama 90 tahun? Apa yang ada di balik ide itu, apa tujuan dari ide itu?
Jika kita mengevaluasi kedua belah pihak, inti dari janji pemuda bukan hanya keberadaan anak muda. Namun nilai itu ada, kemurniannya tetap terjaga dan merupakan tujuan mulia. Yakni, membebaskan masyarakat dari bentuk intimidasi dan kolonialisme.
Kami bersyukur berkat sumpah para pemuda pemahaman tentang negeri ini semakin tercerahkan. Membawa gagasan keadilan untuk memperjuangkan dan melahirkan peradaban yang merupakan peradaban tertinggi baru (tercapainya masyarakat adil dan makmur). Seluruh pemahaman kita tentang keadilan tidak dapat dilepaskan dari hukum. Sebagaimana kita ketahui bersama, tujuan dari hukum itu sendiri adalah untuk berhasil.
Penerapan hukum dapat dilakukan secara demokratis, artinya ada ketertiban hukum yang didasarkan pada kepentingan (umum) masyarakat. Hukum juga dimaknai sebagai alat politik/produk politik (prestasi) untuk menciptakan tatanan yang lebih baik, namun isinya sama, yaitu hukum untuk kesejahteraan. Tak perlu dikatakan bahwa ketika keadilan tercapai, manifestasinya adalah kesejahteraan (well-being).
Jadi apa itu? kemakmuran tidak tercapai karena tidak ada keadilan. Diperlukan sikap yang benar, kita melihat jelas bahwa penegakan hukum, masyarakat, pemerintah dan produk hukum perlu dibenahi.
Ada aspek penting keadilan dalam trilogi yang digagas Bung Karno, yaitu kemandirian ekonomi, kedaulatan politik, dan individualitas budaya. Dari segi ekonomi, terlihat banyak tumpang tindih (gap) dalam pertumbuhan sistem kartel belakangan ini. Pemerintah tidak optimal melindungi pasar atau kita memang perlu mengembalikan apa yang (pendiri) Bung Hatta perintahkan untuk menerapkan ekonomi terkelola bukan ekonomi liberal.
Di sisi positifnya, ekonomi yang terkendali memiliki aturan ketat yang membatasi monopoli pasar. Jadi tidak ada celah. Dengan kata lain, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Kita mendengar banyak petani (masyarakat) di beberapa daerah mempertanyakan kebijakan pemerintah mengimpor barang kebutuhan pokok seperti beras, garam, gula, bahkan kedelai. Kebijakan ini mengakibatkan ketidakpastian harga pasar. Akibatnya, banyak petani menderita kerugian. Di sini publik berhak mempertanyakan kepentingan pasar dan masyarakat.
Aspek lainnya adalah politik penentuan nasib sendiri, pemanasan suhu politik semakin terlihat di bawah pengaruh politik kekuasaan dan politik identitas sebagai kecenderungan dan pelanggaran konsentrasi yang ditentukan oleh para pendiri. Tanpa mengurangi harapan rakyat terhadap elit, ada yang lebih penting, yaitu pengorbanan para pejuang yang gugur, hanya atas nama negara dan bangsa, bukan kelas atau kekuasaan.
Aspek ketiga adalah kepribadian dalam budaya. Indonesia dikenal sebagai negara yang heterogen (beraneka ragam). Nampaknya nilai-nilai budaya yang menjadi ciri khas Indonesia mulai runtuh. Bahkan hingga Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Rohani. Isi Instruksi Presiden tersebut meliputi Gerakan Melayani Indonesia, Gerakan Indonesia Murni, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Merdeka, dan Gerakan Indonesia Bersatu.
Mungkin yang paling mulai runtuh adalah kekompakan (Gotong Royong). Padahal, nilai ini selalu terdapat di semua elemen masyarakat, karena orang pada dasarnya senang membantu yang lebih lemah. Kami memiliki amal. Ibadah memiliki nilai dan begitu pula jihad bagi sesama, sebagaimana dikatakan Bung Karno (BPUPKI, 1 Juni 1945).
“Bekerja bersama, berkeringat bersama, berusaha membantu bersama. Semua amal untuk kebaikan semua, setiap keringat adalah kebahagiaan. Bangau ho-lopis berbaris untuk kepentingan bersama.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini